Botin Leobele, KontasMalaka.com, Warga Desa Babotin Maemina Kecamatan Botin Leobele Kabupaten Malaka giat dalam kegiatan kesiapsiagaan bencana. Difasilitasi Yayasan Mitra Tani Mandiri (YMTM) dan dukungan Caritas Australia, para petani khususnya giat dalam kerja penanggulangan bencana.

Koordinator Program Belu-Malaka (YMTM), Agustinus Naisanit, S.Pd dalam arahannya saat pembelajaran bersama tentang ketahanan terhadap bencana di Kantor Kepala Desa Babotin Maemina, Selasa (20/2/24) mengatakan pembelajaran bersama kesiapsiagaan dan ketangguhan bencana bagian dari pemahaman dan tindakan yang dilakukan ketika terjadi bencana.

Dikatakan, terjadinya perubahan iklim berdampak pada kondisi rawan bencana. Di Desa Babotin Maemina terdapat beberapa lokasi rawan longsor di antara bencana-bencana lain seperti kekeringan, angin puting beliung, banjir, kebakaran. Sehingga, perlunya pengetahuan yang dimiliki masyarakat untuk menghadapi bencana. “Paling tidak, dengan sistem peringatan dini, masyarakat tahu apa yang dilakukan saat bencana,” tandas Agustinus didampingi pendamping dan pengelola program lain, Relius Meak.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malaka, Stefanus Nahak Klau, S.Pi mengatakan perlunya partisipasi aktif masyarakat dalam upaya penanggulan bencana. Masyarakat harus mengetahui kapan terjadi bencana, sehingga diperlukan kerja pengurangan resiko bencana yang didukung pemerintah desa, lembaga swadaya masyarakat dan pihak terkait.

Hal-hal praktis yang harus dilakukan seperti penghijauan sepanjang daerah aliran sungai (DAS), menjaga sumber mata air, larangan membangun rumah di pinggiran sungai dan lokasi rawan longsor. Dan yang terpenting, masyarakat harus memiliki sistem peringatan dini agar ada kesiapsiagaan dan ketangguhan terhadap bencana. Pembelajaran kesiapsiagaan saat ini bertujuan sedapat mungkin dapat mengurangi resiko ketika terjadi bencana.

Momentum pembelajaran bersama itu berlangsung cukup menarik sehingga direspon para peserta. Beberapa peserta di antaranya Yosep Metom dan Yohanes Berchmans Tae yang juga Kepala Desa Babotin Maemina menceritakan kegiatan masyarakat yang sudah dilakukan seperti teknologi konservasi sumber mata air Oarbeis. Masyarakat khususnya petani membuat jebakan air, menggali lubang untuk sumur resapan.

Dalam diskusi itu pun dihasilkan pula rencana tindak lanjut atas kegiatan kesiapsiagaan dan ketangguhan bencana seperti pembuatan jebakan air di beberapa sumber mata air, sumur resapan, penghijauan di DAS dan sumber mata air, membuat larangan agar warga tidak sembarang membabat hutan, dan pembentukan kelompok siaga bencana desa. (pyn)