Wewiku, KontasMalaka.com– Tiga kementerian masing-masing Kementerian Pertanian (Kementan), Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal da Transmigrasi (Kemendes PDTT) dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Riset) telah berkolaborasi untuk melaksanakan program Kedaireka dalam rangka mendukung program swasembada pangan di Kabupaten Malaka.

Pelaksana Tugas Kadis Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Malaka, Vinsensius Babu, S.Pi, M.Ap kepada wartawan, Kamis (20/7/23) mengatakan baru saja melaksanakan monitoring dan evaluasi (monev) kegiatan program Kedaireka yang dilaksanakan di Dusun Uluklubuk Desa Weoe Kecamatan Wewiku.

Vinsensius mengatakan kolaborasi tiga kementerian lembaga hingga instansi di daerah sudah membuahkan hasil. Melalui kerja sama dengan Universitas Brawijaya Malang dan Universitas Nusa Cendana Kupang telah dilaksanakan Program Kedaireka untuk kegiatan pertanian lahan kering dalam rangka mendukung program swasembada pangan.

Dijelaskan, kegiatan olah lahan kering kurang lebih seluas 10 hektar dari program Kedaireka mulai berjalan. Lahan seluas satu hektar sudah ditanami jagung yang berumur 30 hari saat ini. “Ini wujud kolaborasi dari tiga dinas untuk mendukung program swasembada pangan,” tandas Vinsenius.

Guru Besar Universitas Brawijaya Malang, Prof. Ir. Arifin Noor Sugiarto, M.Sc, P.hD mengatakan Kemendikbud Ristek telah bekerja sama dengan sejumlah universitas untuk kegiatan Kedaireka dalam rangka inovasi yang bisa menghasilkan produk-produk yang langsung dirasakan masyarakat.

Atas kerja sama Kemendikbud Ristek, kata Profesor Arifin ada dana Kedaireka untuk melaksanakan kegiatan inovasi varietas benih jagung dan kacang. Ini dilakukan, karena NTT punya program Tanam Jagung Panen Sapi. Dan khususnya di Malaka ada program swasembada pangan. Selain budi daya, inovasi juga untuk benih mandiri baik jagung maupun kacang.

Sementara itu, inovasi di bisang pasca panen berupa produk olahan baik jagung dan kacang, maupun pisang dan kelapa. “Ini kegiatan yang dilaksanakan di Kupang dan Malaka dengan melibatkan 11 dosen Universitas Brawijaya dan Universitas Nusa Cendana Kupang,” kata Profesor Arifin, belum lama ini. (pyn)