Betun KontasMalaka.com– Perjuangan dan pembentukan Kabupaten Malaka membutuhkan proses dan waktu yang panjang. Komite Pemekaran Kabupaten Malaka temu kangen dalam rangka mengenang perjuangan dan pembentukan Kabupaten Malaka.

Ketua Komite Pemekaran Kabupaten Malaka kepada wartawan, Kamis (10/8/23) pagi mengatakan sudah dilaksanakan pertemuan beberapa pelaku sejarah yang tergabung dalam Komite Pemekaran Malaka yang di-SK Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Belu saat itu yang berlangsung di Hotel Nusa Dua Betun, Rabu (9/8/23) malam.

“Dulu, namanya Komite Perjuangan Pemekaran Kabupaten Belu. Namun, nama ini nuansa perjuangannya terkesan membias, sehingga kami ganti dengan nama Komite Perjuangan Pembentukan Kabupaten Malaka setelah disepakati sejumlah tokoh yang berasal dari 12 kecamatan saat pertemuan di Gereja Katolik Betun,” kata Pius.

Dijelaskan, pertemuan yang difasilitasi Bagian Pemerintahan Setda Malaka membanggakan. “Kita meruntun dan merentang sejarah perjuangan pemekaran Kabupaten Belu dan pembentukan Kabupaten Malaka. Telah menjadi penantian yang panjang dan berliku-liku. Untuk mencapai DOB Malaka melalui UU Nomor 3 Tahun 2013, tanggal 11 Januari, kita membutuhkan waktu 9 tahun, 3 bulan, 19 hari. Dan setelah diresmikan pada tanggal 22 April 2013, dan pelantikan penjabat bupati pertama, seolah-olah komite tenggelam dan tidak pernah disebut. Bahkan tidak dirayakan ulang tahunnya. Baru sepuluh tahun kemudian melalui inisiatif Bupati Malaka dan Wakil Bupati Melaka, kita merayakan Ultah yang ke-9 tahun lalu dan Ultah ke-10 tahun 2023. Kami, komite perjuangan menyampaikan terima kasih pertama untuk Pemda Malaka dibawah pimpinan SN-KT yg telah membuka kembali lembaran sejarah dan memberi penghargaan bagi Komite perjuangan,” kata Pius via pesan whatsApp yang dikirim dari ponselnya, Rabu (9/3/23) malam.

Disampaikan juga terima kasih dan apresiasi kepada Biti Bot Malaka, PERSOMA, IMMALA, GEMMA dan perorangan lainya yang telah sungguh berjuang dengan caranya masing-masing. “Kita bersyukur, Malaka sudah On the Track, dan tentu saja harus kita benahi untuk bisa sejajar dengan kabupaten lain,” lanjutnya

Demikian, beberapa langkah yang harus dibenahi di antaranya merevitalisasi organisasi perjuangan itu untuk beradaptasi dengan perkembangan masa depan Malaka sepanjang masa. Selain itu, meruntun dan merentang sejarah Kabupaten Malaka secara baik, benar dan proporsional serta meningkatkan peran dan partisipasi dalam pembangunan Malaka yang berkelanjutan. Karena komite memiliki residu intelektual sangat kuat. Hal ini sangat beralasan sebab anggota Komite Perjuangan Malaka itu terdiri dari para cendekiawan Malaka yang profesional dalam bidangnya masing-masing.

“Juga puji Tuhan, para pelaku sejarah banyak yang masih hidup. Dalam perjuangan yang panjang ini tentu kita capai, kecewa, kuatir dan marah. Namun biarkan saja itu semua menjadi pernik-pernik sejarah perjuangan yang kita sudah nikmati. Biarkan terus menjauh dan berlalu. Saya ingat pernyataan seorang filsuf hamba Tuhan. Our Best Days Are Ahead of us, not behind us. We cannot Change The Past, but we can only change the future. If we stay with God, The best yet to come. Hari-hari terbaik kita ada di depan kita. Bukan di belakang kita. Kita tidak bisa mengubah hal yang sudah berlalu. Tetapi kita hanya bisa merubah masa yang akan datang. Jikalau kita tinggal di dalam Tuhan, hal-hal terbaik segera datang,” tulis Pius mengutip.

Sekrtarisnya, Dr. Johanes Bernando Seran, SH, M.Hum menambahkan temu kangen jelang peringatan HUT Kemerdekaan Ke-78 dan HUT Kabupaten Malaka ke-10 sebagai momen tepat dan bersejarah. Komite Pemekaran Malaka harus bertemu, karena sudah terlibat dalam membidani terbentuknya Kabupaten Malaka. (pyn)