Kupang, KontasMalaka.com, Penjabat (Pj) Gubernur NTT, Ayodhia Kalake, SH, MDC membuka Forum Business dan Business Matching Pengusaha NTT RI-Republica Democratic de Timor Leste. Dengan demikian, volume hubungan dagang dua negara meningkat.

Ayodhia Kalake dalam sambutannya pada pembukaan forum tersebut di Hotel Harper Kupang, Selasa (19/3/24) mengatakan pertemuan Presiden Jokowi dan Perdana Menteri, Xanana Gusmao di Jakarta, beberapa waktu lalu memberi nilai tambah dalam memperkuat hubungan kedua negara dalam bidang kehidupan.

Terutama di bidang ekonomi dan perdagangan, kata Ayodhia Kalake pertemuan kedua pemimpin negara membuka ruang untuk meningkatkan volume perdagangan melalui membangun konektivitas darat-laut seperti adanya rute angkutan lintas batas negara Kupang-Dili atau sebaliknya, membangun terminal barang di PLBN Wini, Motain, Motamasin. Adanya maskapai penerbangan langsung dengan rute Kupang-Dili. Demikian pun, syarat pelintasan batas tentu lebih dipermudah.

Dikatakan, kemajuan dalam hubungan perdagangan dan ekonomi juga dimungkinkan kedekatan yang erat baik secara sosio kultural maupun ekonomi. Meski dipisahkan karena administrasi pemerintahan dan kedaulatan negara, masyarakat RI-RDTL yang mendiami perbatasan masih punya hubungan kekerabatan. Warga dua daerah di perbatasan memiliki hubungan dagang yang saling menopang secara ekonomi.

Disebutkan, data statistik tahun 2023 menyebutkan total nilai ekspor NTT yang didominasi sektor non migas sebesar 74,086 juta dollar. Dari jumlah tersebut, 77 persen diekspor ke RDTL. Sementara itu, total impor dari RDTL ke NTT sekitar 4,1 persen yang sebagian besar terdiri dari kopra dan kopi. Khusus di Februari 2024, kegiatan ekspor-impor dan pelintasan orang melalui Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motaain menghasilkan devisa kurang lebih sebesar Rp 55, 8 miliar ldan 18.859 pelintas. Ini menandakan aktivitas perdagangan dan pelintasan orang yang signifikan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di kedua daerah perbatasan RI-RDTL.

Pemerintah Provinsi NTT menyambut positif diadakannya Forum Business dan Business Matching, karenq mempertemukan kalangan pengusaha NTT dan Timor Leste. “Saya berharap dengan adanya kegiatan ini, para pengusaha kedua negara dapat lebih mengenal potensi, keunggulan serta peluang investasi yang dapat dikembangkan untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi baik di NTT maupun di Timor Leste. Forum ini merupakan langkah strategis untuk memperluas dan memperkuat kerja sama ekonomi di kawasan ini,” kata Penjabat Gubernur NTT

Karena itu, patut diapresiasi karena KADIN NTT telah melakukan berbagai terobosan untuk memperkenalkan dan melakukan ekspor produk-produk UMKM asal NTT sebanyak 12 kali ke Timor Leste. Dengan adanya komitmen kerjasama Indonesia dan Komunitas Negara-Negara Berbahasa Portugis atau Comunidade dos Paises de Lingua Portuguesa (CPLP), kerjasama lebih luas di bidang ekonomi dan perdagangan. Para pengusaha NTT dan Timor Leste dapat membentuk kerjasama atau jaringan bisnis yang lebih kuat untuk menggali dan mengembangkan berbagai potensi sumber daya alam yang ada di kedua wilayah ini di bidang pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan, energi baru terbarukan dan pariwisata sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan dan Perindustrian RDTL, Filipus Nino Pereira menyampaikan terima kasih atas sambutan yang luar biasa penuh rasa kekeluargaan dari Pemerintah Provinsi NTT kepada para delegasi Timor Leste yang datang di Kupang untuk mengikuti forum antar pengusaha tersebut.

Menjadi kebanggaan, karena sudah berlangsung 20 tahun lamanya, Timor Leste berdiri sebagai sebuah negara, namun semangat menjaga, memelihara, memupuk dan melestarikan hubungan baik antara Indonesia dan Timor Leste, terkhususnya antara NTT dan Timor Leste tetap dipegang teguh. Inilah kekuatan kedua negara untuk terus menjalin hubungan persaudaraan. Atas nama delegasi Timor Leste, disampaikan terima kasih kepada Pemerintah Indonesia, khususnya Pemerintah Provinsi NTT di bawah pimpinan Penjabat Gubernur NTT atas keramahtamahannya dalam penerimaan hingga terselenggaranya forum saat ini.

Dikatakan, menjadi anggota baru Organisasi Perdagangan Dunia, pihaknya memandang forum sebagai suatu peluang dan tantangan untuk terus belajar dan dapat mengembangkan berbagai potensi bagi peningkatan perekonomian negaranya. Sehingga melalui forum ini kedua belah pihak dapat menghasilkan dan mengoptimalkan beragam potensi sumber daya yang ada.

“Banyak hal-hal yang perlu kami pelajari, terlebih kami juga baru saja menjadi anggota WTO (World Trade Organization), dan ini merupakan tantangan bagi kami untuk melihat peluang investasi dan kesempatan bisnis yang baik bagi pembangunan di Timor Leste. Semoga melalui forum ini, para pengusaha muda kita dapat melihat dan mengoptimalkan barbagai potensi sumber daya yang ada, baik dari sektor pertanian, peternakan, perkebunan, pariwisata dan sektor lainnya, sehingga ada kerja sama selanjutnya, yang bisa dikonkritkan segera oleh para pengusaha kita di Timor Leste dan Indonesia terlebih di NTT,” kata Menteri Nino Pereira.

Pembukaan forum ini ditandai dengan menempelkan telapak tangan pada layar digital dan diikuti oleh bunyi sirine oleh Penjabat Gubernur NTT bersama dengan Menteri Perdagangan dan Perindustrian RDTL Filipus Nino Pereira, Anggota DPD RI Abraham Paul Liyanto, Perwakilan dari Associacao Nacional dos Joven Empresarios Timorenses (ANJET) Timor Leste serta Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPC HIPMI) Kota Kupang Yusak Benu.

Turut hadir dalam Forum tersebut para Pengusaha Timor Leste yang tergabung dalam Camara Do Comercio Industria (CCI), Associacao Nacional dos Joven Empresarios Timorenses (ANJET) Timor Leste, Ketua dan jajaran pengurus HIPMI Provinsi NTT, Ketua dan jajaran pengurus KADIN NTT, Ketua dan jajaran pengurus Real Estate Indonesia (REI) Provinsi NTT, Ketua dan jajaran pengurus Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Provinsi NTT, Ketua dan jajaran pengurus Full Gospel Business Man Fellowship International (FGBMFI) Regional NTT, para pelaku UMKM serta mitra kerja terkait. (KM-01)