Besikama, KontasMalaka.com, Budidaya kacang hijau brand Fore Lakateu memiliki keunggulan. Sehingga, Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTT membantu para petani di Kabupaten Malaka dengan benih Vima 3 sebagai benih Fore Lakateu untuk dibudidaya petani pada musim tanam (MT) 2.
Kadis Pertanian Kabupaten Malaka, drh. Januaria Maria Seran dalam sambutan saat penyerahan benih kacang Fore Lakateu dan jagung di Gedung Balai Pertanian Malaka Barat, Kamis (30/5/24) mengatakan pemerintah membantu para petani di Kabupaten Malaka pada MT 2 dengan bantuan benih jagung dan Fore Lakateu.
Dikatakan, bantuan benih Fore Lakateu berasal dari Pemprov NTT sebanyak 3. 000 kg untuk lahan seluas 120 hektar yang akan dibudidayakan 18 kelompok tani (Poktan) yang tersebar di Kecamatan Laenmanen, Io Kufeu, Sasitamean, Botin Leobele, Malaka Timur dan Kobalima Timur.
“Kenapa harus benih Fore Lakateu? Karena benih ini sekali tanam, tapi bisa petik dua sampai tiga kali. Selain tahan terhadap curah hujan. Benih Fore Lakateu unggul,” jelas Kadis Yeni, akrab dikenal saat acara penyerahan benih secara simbolis.
Tidak hanya bantuan Pemprov NTT. Akan tetapi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malaka melalui Dinas Pertanian juga menyalurkan benih Fore Lakateu kepada 35 poktan yang tersebar di Kecamatan Wewiku, Malaka Barat, Malaka Tengah dan Kobalima dengan benih Fore Lakateu sebanyak 5.000 kg untuk ditanam pada lahan seluas 200 hektar.
“Sedangkan bantuan benih Jagung Hibrida PAC 105 S sebanyak 37. 500 kg akan disalurkan kepada para petani di 11 kecamatan dengan 211 poktan,” lanjut Kadis Yeni.
Pada kesempatan yang sama, Bupati Malaka, Dr. Simon Nahak, SH, MH dalam sambutannya mengatakan program swasembada pangan menyediakan sejumlah komoditi untuk mencukupi kebutuhan pangan warga. Komoditi-komoditi itu antara lain, padi untuk produksi beras brand Nona Malaka dan jenis padi lain, jagung, kacang Fore Lakateu.
Komoditi-komoditi ini dibudidayakan dan mendapat perhatian pemerintah. “Bukan saja dari kita, di kabupaten. Akan tetapi, bantuan benih Fore Lakateu juga dari provinsi,” kata Bupati Simon sesaat sebelum menyerahkan bantuan benih jagung dan Fore Lakateu secara simbolis.
Ditegaskan pula, Fore Lakateu memiliki keunggulan, karena sekali tanam dan bisa panen beberapa kali. Demikian pun, beras Nona Malaka memiliki keistimewaan, karena kualitas benih dan padi. Selain itu, program ini mencegah kebiasaan ijon petani. Pemerintah menekan dan mencegah praktek ijon dengan pembelian gabah dengan harga Rp 5. 000/kg. Harga ini lebih tinggi dari harga jual petani sebelumnya sebesar Rp 3. 500/kg.
Selanjutnya, bicara kebutuhan pangan sebenarnya sederhana. Kegiatan 3K (kebun, kandang dan kolam) harus dijalankan. Pemerintah desa diimbau agar membantu pelaksanaan kegiatan 3K karena sudah tersedia anggarannya. Kebutuhan pangan yang cukup tidak sebatas pacul tanah gratis, akan tetapi ada komoditi yang diproduksi untuk memenuhi kebutuhan. “Jadi, jangan jelek-jelek dengan pacul tanah gratis,” ujar Bupati Simon. (pyn)